Yah secara sekarang berdomisili di Bandung kan. nah Bandung sendiri ternyata adalah sebuah daerah berupa cekungan yang dinamai cekungan bandung. lumayanlah daerah sendiri merupakan daerah studi geologi.
Di sekitar bandung, terdapat objek studi geologi yang lumayan terkenal, yaitu sesar lembang. sebelum menuju pembahasan sesar lembang, sesar sendiri berarti struktur geologi berupa retakan pada batuan yang memperlihatkan suatu pergeseran. nah, kalau tidak terjadi suatu pergeseran, maka namanya kekar. sesar sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu sesar naik, sesar normal, dan sesar geser (penjelasan lebih lanjut hubungi saya atau nanti saya post-kan deh). perbedaannya terletak pada gerak relatif antara hanging-wall terhadap bidang sesar.
Sekarang masuk ke pembahasan utama nih.
Sesar Lembang adalah salah satu landmark geologis yang paling menarik di Dataran Tinggi Bandung dan ekspresi geomorfologi yang jelas dari aktivitas neotektonik di Cekungan Bandung. Sesar Lembang secara morfologi diekspresikan berupa gawir sesar (fault scrap) dengan dinding gawir menghadap kearah utara. Bagian Sesar Lembang yang dapat dilihat, baik dari peta topografi terutama dari foto udara ataupun citra satelit, mempunyai panjang 22 km. Dari timur ke barat, tingginya gawir sesar yang mencerminkan besarnya pergeseran sesar (loncatan vertical/throw maupun dislokasi) berubah dari sekitar 450-an meter di ujung timur (Maribaya, G. Pulusari) dan 40-an meter di sebelah barat (Cisarua) dan kemudian menghilang di ujung barat utara Padalarang.
Ekspresi geomorfik yang membedakan sesar bagian timur yang bercirikan gawir terjal dengan bagian barat yang relatif kurang terjal dan menghilang di Cisarua Barat, secara lebih detil dan mudah dikenali secara geografis, terbagi tepat pada jalan Bandung-Lembang. Di daerah ini terdapat suatu daerah datar sepanjang jalan Bandung-Lembang hingga kota Kecamatan Lembang. Di bagian barat dataran sempit ini dibatasi oleh S. Cihideung yang menyayat taji dan dalam, mengalir utara-selatan memotong gawir sesar. Di sebelah timur, gawir sesar dicirikan oleh tebing sangat terjal dengan beda tinggi relatif dari 75 m di Lembang (barat) sampai lebih dari 450 m di G. Pulusari (ujung timur) Ketinggian ini semakin tinggi akibat adanya penyayatan vertical (incise) endapan-endapan gunungapi pada kakinya. Sedangkan di sebelah barat, gawir sesar tidak begitu tinggi dan hanya mencapai tinggi relatif 40 m di daerah Cihideung, Cisarua. Pada bagian ini, gawir sesar ditutupi endapan-endapan gunungapi yang lebih muda.
Gunung Batu merupakan salah satu lokasi terbaik untuk pengamatan terhadap Sesar Lembang (padahal kemarin ketika ospek ga terlalu bagus). Gunung Batu terdiri atas batuan beku andestik. Diperkirakan aliran lava karena asih memperlihatkan kekar-kekar kolom yang dapat diamati pada lereng utara. Namun demikian banyak ahli geologi maupun ahli geofisika yang mempunyai pendapat lain tentang batu andestik di Gunung Batu. Beberapa menduganya sebagai intrusi atau suatu leher gunungapi, beberapa lagi menduga sebagai produk dari letusan celah (fissure eruption). Hasil penanggalan umur dengan metode K-Ar menunjukkan bahwa batu andestik Gunung Batu terbentuk pada 0,51 Ma (Sunardi dan Koesoemadinata, 1997), atau 510.000 tahun yang lalu.
Hasil penelitian yang relatif baru dari Nossin et al. (1996) menunjukkan bahwa kemungkinan pergeseran pertama Sesar Lembang (khususnya pembentukkan Sesar Lembang bagian timur) yang bertepatan dengan pembentukkan kaldera dalam proses letusan kataklismik terjadi 100.000 tahun yang lalu. Sedangkan Sesar Lembang bagian barat diperkiakan lebih muda dari 27.000 tahun yang lalu. Hal ini disebabkan oleh adanya endapan piroklastik berumur tersebut yang terpatahkan oleh sesar.
Aliran lava berhasil menembus dinding sesar bagian timur melalui Ci Kapundung di Maribaya, tetapi hal ini tidak terjadi di bagian timur. Dengan demikian, sesar bagian barat diduga lebih muda dari fase-B van Bemmelen, tetapi mematahkan endapan-endapan fase-C van Bemmelen. Nossin et al. (1996) melakukan analisis penanggalan dari contoh tanah gambut dari Kampung Penyairan yang berada pada lembah di Sesar Lembang bagian barat. Hasil analisis penanggalan K-Ar oleh Sumardi dan Koeseomadinaa (1997) menunjukkan lava basalt di Curug Dago berumur 48.000 tahun yang lalu, dan aliran lava di Maribaya berumur 150.000 tahun yang lalu. Lava basalt berwarna hitam ini menerus dari hulu sungai Cikapundung (Maribaya) hingga berakhir di sekitar Curug Dago, diperkirakan terdiri dari beberapa “lapisan”. Jika sesar bagian barat berakhir aktif pada sekitar 24.000 tahun yang lalu, maka jika bagian timur ikut aktif, mestinya lava-lava ini ikut terpatahkan juga.
Gunung Tangkubanparahu muncul pada jalur sesar berarah barat-timur, dimana sebagian intrusi magma telah membeku membentuk suatu dike. Zona lemah yang terdapat di bagian selatan dan barat, memungkinkan berlangsungnya aktifitas Gunung Tangkubanparahu saat ini. Perpindahan titik-titik aktivitas (kawah) Gunung Tangkubanparahu mempunyai trend arah sesar yaitu barat-timur. Struktur sesar sangat menonjol ditampilkan oleh pola anomali sisa magnet (Contoh: Sesar Lembang). Sumber air panas di Ciater, dimungkinkan akibat adanya pemanasan air bawah permukaan yang berasal dari G. Tangkubanparahu yang mengalir melalui bidang sesar.