Dewasa
ini kebutuhan akan energi semakin bertambah. Hal tersebut mungkin saja terjadi
seiring dengan kemajuan teknologi dan bertambahnya penduduk. Sementara itu
sumber energi paling populer saat ini adalah bahan bakar fosil. Ketergantungan
pada bahan bakar fosil sebisa mungkin kita kurangi mulai sekarang. Energi
alternatif menjadi perbincangan yang selalu menarik di seluruh dunia. Masih
banyak energi alternatif yang bisa dikembangkan seperti panas bumi, air, angin,
sel surya, dan nuklir. Bahan bakar fosil, seperti yang kita tahu terbentuk
selama berjuta-juta tahun sehingga termasuk energi tidak terbarukan, sehingga
energi alternatif adalah salah satu solusi yang tepat untuk menghindari krisis
energi. Disamping dapat terbarukan, energi alternatif lebih efisien, efektif,
dan lebih ramah lingkungan daripada bahan bakar fosil.
Sebagai
negara yang dilalui cincin api (ring of fire)
potensi panas bumi di Indonesia cukup besar. Sebanyak 252 lokasi panas bumi telah
ditemukan hingga tahun 2004 dan tersebar mengikuti jalur pembentukan gunung api
yang memanjang dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi hingga Maluku.
Potensi panas bumi di Indonesia mencapai 27 GWe yang merupakan 40% dari total
pans bumi di dunia. Potensi sebesar itu setara dengan 12 milyar barel minyak
bumi.
Gambar
1. Ring
of Fire
Pada
tahun 2005, 807 MW telah dihasilkan dari instalasi panas bumi di Indonesia.
Angka tersebut menyuplai sekitar 6,7% dari total kebutuhan energi di negara
ini. Sekitar 80% lokasi panas bumi di Indonesia berasosasi dengan sistem
vulkanik aktif seperti Sumatra (81 lokasi), Jawa (71 lokasi), Bali dan Nusa
Tenggara (27 lokasi), Maluku (15 lokasi), dan terutama Sulawesi Utara (7
lokasi). Sedangkan yang berada di lingkungan non vulkanik aktif yaitu di
Sulawesi (43 lokasi), Bangka Belitung (3 lokasi), Kalimantan (3 lokasi), dan
Papua (2 lokasi).
Gambar
2. Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2004
Dari sekitar 252 daerah prospek panas
bumi, baru 7 lapangan yang sudah dikembangkan, yaitu Sibayak (12 MW), G. Salak (375 MW), Kamojang (200 MW), Darajat (255 MW),
Wayang Windu (227 MW), Dieng (60 MW), dan Lahendong (60 MW). Lapangan Sibayak
terdapat di pulau Sumatera, lapangan Lahendong terdapat di pulau Sulawesi. Sedangkan
kelima lapangan lainnya terdapat di pulau Jawa. Pemanfaatan energi panas bumi
di Indonesia harus dimanfaatkan dengan maksimal mengingat potensinya.
Sedangkan pemanfaatan energi panas bumi secara direct use
dilakukan tanpa adanya konversi energi ke dalam bentuk lain. Karena sifatnya
yang mudah maka pemanfaatannya bisa dilakukan dalam berbagai cara. Untuk
mengefektifkan penggunaannya pemanfaatan direct use dilakukan sesuai dengan
kebutuhan temperaturnya. Dibeberapa lokasi di Indonesia masyarakat setempat
telah melakukan pemanfaatan secara langsung seperti untuk sarana pariwisata,
pemanasan hasil kebun dan pembibitan jamur, pembuatan pupuk dan budidaya ikan.
Gambar 3. Peta Distribusi Lokasi dan
Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi
Sumber:
http://www.crystalinks.com/rof.jpg
Wahyuningsih, Rina. 2005. Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi di Indonesia. Kolokium
Lapangan