Minggu, 10 Oktober 2010

Cara Mengukur Kedudukan Lapisan

Jika kita berjalan-jalan, kita yang seorang geologist, pasti akan tertarik jika melihat sebuah singkapan batuan. untuk seorang geologist lapangan, peralatan standar yang dibawa adalah palu geologi, lup, kompas geologi, meteran, HCl, dan buku catatan. sehingga suatu singkapan batuan bisa dideskripsi sementara secara megaskopis sebelum dibawa ke laboratorium untuk analisa petrografi.

Jika kita menemukan batuan sedimen, sepertinya bukan hanya sedimen,tapi semua batuan. bukan hanya deskripsi batuan saja yang perlu kita lakukan. Pertama kita harus menentukan lokasi, bisa plot pada peta, atau catat posisi kita yang tertera pada GPS. Kemudian kita melakukan observasi singkapan dilihat secara keseluruhan agar bisa tertata dalam benak kita bayangannya dalam skala luas. Kemudian deskripsi batuan yang masih segar... Catat apa yang kita lihat... Kemudian korelasi dengan singkapan lain.

Untuk korelasi ini, kita harus mengetahui kedudukan lapisan batuan. Kita perlu mengukur jurus (strike) dan kemiringan (dip). Pertama kita ukur strike-nya. Tempelkan bagian kompas yang bertuliskan arah east pada top lapisan. Posisikan bubbles pada tengah lingkaran. Baca angka yang berimpit dengan arah north. Itulah strike lapisan yang kita ukur. Goreskan kompas sehingga didapatkan garis lurus.Tempelkan bagian kompas berarah west tegak lurus dengan garis yang telah kita buat tadi (sehingga tangan penunjuk mengarah searah dip). Ubah klinometer sehingga bubbles di tengah. Baca sudut yang berimpit dengan angka 0. Cara pengukuran ini adalah default agar kita mendapat besaran standar sesuai aturan tangan kanan.

Penulisan kedudukan ada dua cara. Cara pertama menggunakan azimuth strike dituliskan berapa derajat dari utara berputar ke timur dan dip bisa ditulis menggunakan arah atau aturan tangan kanan. aturan tangan kanan yaitu jika kita berdiri searah strike, maka dip selalu berada di sebelah kanan kita. Misalkan N270°E/23° berarti strike berarah barat dengan dip sebesar 23° berarah utara atau bisa juga dengan dituliskan dengan memberikan arah kemiringan lapisan di belakang besar kemiringan (contoh lain dan tidak menggunakan kaidah tangan kanan) N225°E/35°SE maka strike berarah barat daya dan dip sebesar 35° berarah tenggara. Cara kedua menggunakan kuadran. Arah dibagi menjadi empat kuadran. N-E, N-W, S-E, S-W... Penulisan dip-nya menggunakan yang berarah misal S30°W/20°NW. Kita memiliki strike berarah 30° dari selatan menuju barat (barat daya) dan dip sebesar 20° ke arah barat laut. akan tetapi, lebih baik kita mencantumkan dip direction juga untuk menghindari kesalahan pengeplotan pada peta.

Sekian terima kasih semoga bermanfaat. Tolong tinggalkan komentar agar lebih baik lagi tulisan saya ini.
Correct me if i wrong

3 komentar:

  1. N225°E/35° SE

    harusnya arah dip ke utara/barat laut di bro
    kan pakai kaidah tangan kiri

    225° strike berarah ke barat daya
    dan dip 35° ke arah barat laut

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih koreksinya. mungkin kurang tepat kalau yang ini dimasukkan ke kaidah tangan kanan. arah dipnya saya cantumkan di belakang

      Hapus
  2. Thanks infonya... :)

    membantu banget buat ngerjain tugas akhir semester.....

    BalasHapus